ini begitu seringnya disampaikan oleh si Kyai kepada
murid-muridnya. Hampir dalam setiap khutbahnya
bahkan. Hal ini jelas saja membuat santri- santrinya
kebingungan. Bagaimana bisa dunia yg terang
benderang seperti ini bisa dikatakan gelap. Siang hari ada matahari yg selalu setia membagi-bagikan
sinarnya, bila malam tiba saat matahari tenggelam,
maka banyak alat penerang lainnya yg bisa
menggantikan cahaya matahari sebagai penerang.
Jadi bagaimana bisa dunia ini dikatakan gelap ?
Keheranan ini telah lama mereka simpan dalam hati mereka, hingga akhirnya mereka bersepakat untuk
menanyakan hal ini kepada Kyai. Maka mereka pun
mendatangi Kyai di dalam kamarnya kemudian salah
seorang diantara mereka berkata mewakili yg
lainnya, "Wahai Kyai sudilah
kiranya anda menjelaskan kepada kami semua perihal kalimat yg sering anda sampaikan kepada
kami."
"Kalimat manakah yg kalian maksudkan ?" tanya
Kyai. "Dunia ini gelap dan kubur itu terang" jawab si
santri. "Bagaimana bisa anda mengatakan seperti itu,
padahal dunia ini terang benderang dengan matahari dan alat penerang lainnya. Sedangkan dikubur tidak
ada
cahaya yg bisa menerangi ?" lanjut si santri.
Gigi putih berjajar rapih terlihat saat Kyai tersenyum
bijak mendengar pertanyaan santri-santrinya
tersebut. "Baiklah, agar kalian paham dengan perkara ini maka kita semua akan melakukan perjalanan ke
tengah hutan sana." jawab Kyai.
Singkat cerita, berkumpullah Kyai dan semua
santrinya pada hari yg telah ditentukan untuk
melakukan perjalanan ke tengah hutan, seperti yg
telah direncanakan. Maka para santri pun mulai berjalan bergerombol memasuki hutan dengan tanda
tanya besar yg ada dalam benak mereka masing-
masing. Apa yg sebenarnya diinginkan oleh Kyai
mereka itu ?
Di tengah perjalanan ditemui sebuah gua, dan Kyai
pun menghentikan langkahnya di mulut gua. Lalu ia berkata kepada para santrinya, "Masuklah kalian ke
dalam gua ini. Di dalamnya dipenuhi dengan kerikil yg
nanti akan kalian injak. Ambillah kerikil-kerikil itu
sesuka hati kalian, sebanyak-banyaknya. Yg tidak
mengambil rugi dan yg
mengambil pun rugi. Tapi ingat, kesempatan kalian masuk ke dalam gua hanya sekali, bila telah keluar
maka kalian tidak bisa masuk lagi."
Dengan keheranan yg semakin bertumpuk, para
santri itu pun masuk ke dalam gua yg sangat gelap.
Begitu masuk ke dalam gua mereka pun mulai
menginjak kerikil seperti yg dikatakan Kyai. Maka mereka semua mulai berpikir, apa yg harus
dilakukan, mengambil atau tidak mengambil. Maka
kelompok santri pada saat itu terbagi ke dalam tiga
kelompok besar. Kelompok pertama berpikir, "Lebih
baik saya tidak mengambil saja, toh mengambil pun
rugi. Untuk apa kerikil- kerikil ini, hanya merepotkan saja. Akan menambah beban perjalanan nantinya."
Maka kelompok pertama ini tidak mengambil sedikit
pun krikil-kerikil tadi.
Kelompok kedua berpikir, "Mengambil rugi, tidak
mengambil pun rugi. Ya, dari pada tidak sama sekali,
lebih baik saya mengambil seperlunya saja." Maka kelompok kedua ini mengambil beberapa biji kerikil
saja, seperlunya. Dan kelompok ketiga berpikir,
"mengambil rugi, tidak mengambil pun rugi. Tapi apa
yg dikatakan Kyai pasti ada gunanya." Maka
kelompok terakhir ini mengambil kain sarung dan
memenuhinya dengan kerikil tadi. "Sekarang lihat apa yg kalian ambil tadi." perintah
Kyai setelah semua santri keluar dari dalam gua.
Kelompok pertama menyesal sejadi-jadinya begitu
melihat kelompok kedua mengeluarkan kerikil tadi
dari dalam sakunya. Ternyata semua kerikil yg tadi
mereka injak adalah intan permata. Mereka begitu menyesal kenapa mereka tadi tidak mengambil
sedikit pun ? Mereka pun tertunduk menyesali
kebodohannya. Tapi apa guna, toh mereka tidak akan
bisa masuk lagi ke dalam gua walaupun mereka
menangis sejai- jadinya. Kelompok kedua pun
demikian, mereka menyesal kenapa tidak mengambil lebih banyak lagi? Tapi penyesalan tinggallah
penyesalan, karena mereka pun tidak mungkin lagi
masuk ke dalam gua untuk mengambil
intan permata tadi. Pun demikian dengan kelompok
yg mengambil banyak kerikil, mereka menyesal
kenapa tidak mereka ambil saja semua kerikil yg ada. Tapi mereka termasuk oarng-orang yg beruntung.
"Begitulah dunia ini" kata Kyai bijak. "Allah telah
perintahkan kita semua untuk beramal sebanyak-
banyaknya. Shalat, zakat, shaum, tilawah Qur'an dan
banyak lagi perintah lainnya. Kesemua amal tadi
adalah permata, tapi karena dunia ini gelap maka kita semua tidak mampu melihat hakikat permata itu.
Sebagaimana kalian tidak bisa melihat hakikat kerikil
yg kalian injak di dalam gua tadi. Tapi begitu kalian
keluar dari dalam gua, maka kalian bisa melihat
dengan sejelas-jelasnya hakikat kerikil tadi." terang
Kyai. Kemudian Kyai yg bijak tadi meneruskan, "Begitulah
kita semua, kelak ketika masuk ke dalam kubur,
barulah kita tahu dan yakin dengan seyakin-yakinnya
kegunaan amal-amal yg Allah perintahkan kepada
kita semua. Yg hari ini sering kita lalaikan karena kita
tidak mampu melihat hakikat dan kegunaan amal- amal tadi karena memang dunia ini gelap. Sangat
gelap!

0 komentar:
Posting Komentar